Saat ini, para pekerja di Indonesia masih sedang
berupaya melaksanakan perlawanan umum dalam bentuk Mogok Nasional selama empat
hari (24-27 November) menuntut dihapuskannya Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan
no.78/2015 yang dianggap merugikan para pekerja. Lagipula, Peraturan
Pemerintahan itu bertentangan dengan Undang-undang No.13/2003 tentang Tenaga
Kerja yang menyatakan bahawa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kehidupan layak bagi kemanusiaan dan penetapan gaji harus melindungi
pekerja.
Gaji minima di Indonesia selalu meningkat
setiap tahun dan berapa peratus jumlah peningkatannya berbeza di setiap kota
dan daerah disesuaikan dengan biaya hidup di setiap kota atau daerah tersebut.
Untuk mengetahui biaya hidup di satu daerah, serikat pekerja (kesatuan sekerja)
dan pemerintah masing-masing daerah akan melakukan kajian harga barangan di
pasaran berdasarkan komponen asas keperluan pekerja setiap hari. Komponen
tersebut terdiri daripada keperluan asas seperti harga beras, telur, minyak
masak, mi segera, pakaian, sampai ke komponen yang kecil seperti harga minyak
wangi, lipstik, bedak, shampoo, sabun mandi, dan lain-lain. Sedikitnya ada 60
komponen yang harganya akan dikaji setiap tahun. Setelah itu pekerja, majikan,
dan pemerintah daerah akan berunding untuk menetapkan jumlah upah minimum
sesuai dengan biaya hidup yang layak. Untuk menekan pihak pemerintah dan
majikan yang cenderung ingin merendahkan jumlah upah pekerja semasa perundingan
dijalankan, pekerja biasanya berdemonstrasi sampai jumlah tuntutan upah yang
mereka minta terpenuhi. Banyak kejayaan yang pekerja Indonesia telah capai
melalui pendekatan sebegini.